Kelapa sawit (Elaeis Guinensis Jacq) diketahui sebagai primadona
tanaman perkebunan di Indonesia, tanaman dengan produksi minyak serta
Biomas yang tinggi ini memerlukan pemupukan yang cukup intensif. Tanaman
ini juga sangat responsif terhadap pemupukan sehingga kurangnya/tidak
tercukupinya unsur hara makro, mikro dan unsur lainnya pada tanaman
kelapa sawit ini akan menimbulkan gejala defisiensi yang spesifik
disamping turunnya pertumbuhan dan hasil tanaman kelapa sawit itu
sendiri.
Tidak dipungkiri bahwa pemasaran CPO (Crude Palm Oil)
yang membaik dari tahun ke tahun berimbas secara nyata terhadap kondisi
perekonomian petani pengelola kelapa sawit. Survey terhadap kondisi
sosial ekonomi petani sawit di kabupaten Merangin menunjukkan bahwa
pendapatan petani rata-rata meningkat 300% sejak kelapa sawit
berproduksi dibanding sebelum kelapa sawit berproduksi. Secara nominal
pendapatan petani rata-rata pertahunnya Rp. 9.800.000 – Rp. 18.000.000 /
tahun dimana kelapa sawit berkontribusi antara 85 – 90% dari total
pendapatan tersebut. (Puslittanak, 2004)
Dibalik kesuksesan tersebut teramati adanya perubahan perilaku petani
yang mengarah keadaan konsumtif dan kurang peduli dengan kemerosotan
produksi kelapa sawit karena pengelolaannya kurang baik terutama aspek
pemupukannya. Rendahnya pengetahuan petani dalam menginterpretasi
fenomena hubungan tanah-tanaman merupakan faktor yang berkontribusi besar pada perubahan perilaku tersebut.
Pupuk adalah makanan (unsur hara) yang sangat dibutuhkan bagi
tanaman, pemupukan atau pupuk yang baik harus cukup sesuai kuantitas dan
kualitas yang diperlukan tanaman.Masih banyak petani yang memupuk kelapa sawitnya memakai pupuk tunggal terdiri dari Urea sebagai sumber Nitrogen, SP-36 sebagai sumber Phophate dan KCL sebagai sumber Kalium
dengan dosis seadanya tanpa menghiraukan anjuran dari perusahaan. Dalam
prakteknya rata-rata petani memupuk sawitnya dengan jumlah 1,0 kg untuk
sawit muda dan 2,0 kg per pohon untuk sawit produktif, terdiri dari
pupuk N, P dan K untuk setiap semesternya. Jumlah pupuk yang diberikan
ini masih jauh dari jumlah yang dibutuhkan oleh tanaman sawit dimana
berdasarkan anjuran perusahaan kebutuhan sawit muda dan produktif akan
pupuk masing-masing sebanyak 4,0 kg dan 8,0 kg/pohon/semesternya. Kondisi tersebut didorong oleh kesulitan dalam memperoleh pupuk, masalah transportasi dan cara pemberian pupuk.
Efisiensi pemupukan yang rendah karena pemupukan dilakukan dengan
cara menyebar rata di permukaan tanah. Pemupukan Nitrogen bersumber
sebagai Urea disebar rata pada permukaan tanah sangat beresiko terhadap
kehilangan nitrogen terutama pada musim hujan. Pada kondisi ini
kehilangan nitrogen bisa mencapai 70% dalam waktu seminggu. Sedangkan
Uexhull dan Fairhust (1991) menyatakan bahwa kehilangan pupuk phosphate
dan kalium sangat menonjol pada lahan yang tidak dikonversi karena unsur
ini terikat pada partikel liat tanah dan bahan organik yang terbawa
oleh erosi dan aliran permukaan. Kehilangan unsur ini bisa menurunkan
hasil antara 25 – 30%. Kombinasi dari semua faktor tersebut menyebabkan
rendahnya produktivitas kelapa sawit terutama kebun rakyat.
Melihat peranan kelapa sawit dalam perekonomian rumah tangga petani
permasalahan pengelolaan kebun kelapa sawit ini menjadi sangat penting
untuk dicarikan solusinya, untuk itu PT. RAM Sakti Pratama selaku
perusahaan yang bergerak di bidang pupuk anorganik majemuk lengkap telah
memproduksi produk pupuk yang mampu menjawab permasalahan pengelolaan
kebun kelapa sawit tersebut diatas.
PT. RAM Sakti Pratama adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang fertilizer Processing and Packaging Industry
memperkenalkan pupuk anorganik majemuk lengkap yang diformulasikan
khusus untuk tanaman kelapa sawit yang Praktis, Ekonomis dan Efisien.
“NPK Super + TE”
“Teknologi Pertanian” pada pupuk NPK Super dari PT. RAM Sakti Pratama mengarah pada peningkatan Source dan Metabolisme tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh & berproduksi lebih Optimal
Efektifitas penyerapan pupuk hingga 95% karena pupuk NPK Super + TE
dibuat berbentuk batangan (Stick) dengan metode pemupukan ditanamkan
kedalam tanah. Hal ini akan menghindari faktor kehilangan pupuk yang
diakibatkan oleh penguapan dan erosi / hanyut terbawa air hujan.
Unsur hara yang diperlukan oleh tanaman kelapa sawit antara lain :
- Nitrogen (N) = Urea/ZA
- Phosphate (P205) = TSP/SP-36
- Potassium (K2O) = KCL/MOP
- Magnesium (MgO) = Kieserit
- Sulfur (S) = (MgSo4) Kieserit
- Calsium (Ca Mg) = Dolomit
- Boron (B) = Borax
- Copper (Cu) = CuSO4
- Zinc (Zn) = ZnSO4
- Manganese (Mn) = MnSO4
Pupuk sawit NPK Super+TE memiliki beberapa keunggulan dan manfaat yang lebih baik dari pupuk tunggal atau pupuk majemuk lainnya, antara lain :
- Mengandung unsur hara LENGKAP dan SEIMBANG.
- Bersifat SLOW RELEASE (Controlled Fertilizer) karena mengandung bahan pengikat dan terbungkus dengan bahan yang terbuat dari bahan organik, sehingga akan menjamin ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman sawit sampai periode pemupukan berikutnya.
- Efektifitas penyerapan pupuk sampai 95% karena pupuk NPK Super + TE dibuat berbentuk batangan (Stick) dengan metode pemupukan ditanamkan kedalam tanah. Hal ini akan menghindari kehilangan pupuk yang diakibatkan oleh penguapan dan erosi/hanyut terbawa oleh air hujan.
- Mengandung unsur hara makro primer, sekunder dan unsur mikro essencial yang sangat dibutuhkan oleh tanaman kelapa sawit.
- PRAKTIS, Mudah dalam pengaplikasian. EKONOMIS, Hemat tenaga kerja dan hemat transportasi serta harga pupuk yang kompetitif. EFISIEN, dikemas dalam kotak sehingga tidak memerlukan ruang yang besar dan tidak berbau.
- Terhindar dari resiko pupuk hilang akibat erosi/hanyut terbawa arus dan penguapan akibat panas.
- Dapat meningkatkan kesuburan tanah, menguraikan dan mempermudah penyerapan serta penyaluran nutrisi keseluruh tanaman sawit.
- Dapat digunakan untuk pemupukan tanaman perkebunan lainnya seperti karet, cacao, kopi, kelapa tanaman buah-buahan seperti durian, mangga dan lain-lain.